Senin, 26 Maret 2012

Kesaksian atas buku Balita pun Hafal Al-Qur'an

Sejauh mana daya tarik dan pengaruh buku Balita pun Hafal Al-Qur’an? Silakan baca komentar-komentar berikut ini!
..............................................................................


"Subhanallah! Saya doakan (buku ini) tambah berkah dan manfaat."

@ Ust. Yusuf Mansur, menanggapi cetakan kedua dari buku Balita pun Hafal Al-Qur'an.


..............................................................................
"Subhanallah!
Ustadz, ana baca buku antum; inspiratif banget.
Kontennya luar biasa; bikin ana merinding.
Betapa jauhnya kualitas kita dibanding mereka.
Saya hanya bisa berharap,mudah-mudahan generasi kita, khususnya di Indonesia, ada -dan banyak- yang seperti itu.
Selamat atas bukunya!
Jazakumullah khairal jaza'."
@ Ust. M. Imam Zarkasyi, Pengasuh Ma'had Tahfizhul Qur'an Isy Karima, Karanganyar, Solo
..............................................................................

جزاكم الله خيرا على هذا الكتاب ونفع به المسلمين في حياتك وبعد مماتك  

"Semoga Allah memberikan balasan kebaikan kepada Saudara (terima kasih) atas penulisan buku (Balita pun Hafal Al-Qur'an) ini. Mudah-mudahan Allah menjadikannya bermanfaat bagi kaum muslimin, baik semasa hidup Saudara maupun hingga sesudah Saudara tiada."

@ Dr. Kamel Elleboody, ayah Tabarak dan Yazid, dua hafizh paling belia sedunia (4.5 tahun), yang dikisahkan dalam buku ini.

..............................................................................
Hamim Thohari Abu Syauqiy, "Subhanallah, really inspiring!"
..............................................................................

Buku Balita pun Hafal Al-Qur’an ini, telah memberikan kontribusi yang sangat dahsyat bagi calon para pembacanya. Bagaimana tidak, buku ini berisi potret manusia masa kini yang menjadi penerus generasi Qur’ani. Mereka adalah anak-anak belia, bahkan di antaranya masih balita (bawah lima tahun). Namun, mereka sudah hafal Al-Qur’an secara sempurna 30 juz. Bukan hanya hafal ayat-ayatnya saja, melainkan juga hafal nomor ayat dan tata letaknya. Selain itu, mereka juga mampu memahami dan mempraktikkan dengan baik kaidah-kaidah tajwid. Bahkan, di antara mereka ada yang telah memahami kandungan ayat dengan baik dan bisa berdalil dengannya. Subhanallah!
Menurut saya, buku ini wajib dibaca oleh semua orang yang mengaku Islam. 
Bahasa yang digunakan dalam buku ini sangat ramah dan penuh maksud dakwah. Sehingga buku ini sangat renyah dibaca. Selain itu, buku ini dilengkapi dengan apendiks yang lebih menggairahkan para pembaca untuk mengambil keutamaan dari belajar Al-Qur’an, membaca dan menghafalkannya.

Muchtar Syafi’I Dan’Z, Mahasantri Pondok Shabran, Fakultas Agama Islam UMS, Solo.

..............................................................................

"Memang hebat banget buku ini! Buat antum yang belum baca, rugi lho!"
@ Ust. Abu Usamah, da'i dari Blora.
..............................................................................
Seorang akhwat memberikan kesaksiaannya melalui dinding facebook Salafuddin Abu Sayyid (penulis buku), dengan menulis:
"Assalamu ‘alaikum.
Ustadz, sukses buat bukunya.
Kemarin ana lihat sendiri, ada seorang bapak yang menangis baca buku Ustadz.
Terus, sekarang ini sang bapak sedang berjuang sedikit demi sedikit buat menghafal Al-Qur’an, padahal beliau sibuk sekali untuk mencari nafkah.
Barakallahu fikum, ya Ustadz."

@ Ukhti Ash Shofinatul Jiyaad, mahasiswi, sekarang tinggal di Cairo.
 ..............................................................................
 
"Bukunya luar biasa; benar-benar membuat pembaca terinspirasi untuk menghafal Al-Qur'an."  

@ Akhi Firman Sh 

 ..............................................................................



"Bukunya keren, Ustadz!"
Mungkin kata yang pertama muncul adalah “malu”. Ternyata kebanyakan dari kita lebih memiliki banyak alasan untuk tidak berusaha dekat dengan Al-Qur’an, daripada menyadari kelebihan yang Allah berikan kepada kita. Kisah yang ada di buku ini telah menunjukkan dengan jelas kepada kita semua, bahwa Allah memudahkan bagi hamba-Nya yang ingin untuk selalu dekat dengan Al-Qur’an. Barakallah, semoga setiap yang membaca buku ini senantiasa tergerak hatinya untuk senantiasa dekat dengan Al-Qur’an.
 ..............................................................................
 
"Kami sangat simpatik dengan buku Balita pun Hafal Al-Qur'an. Alhamdu lillah, buku ini bisa menjadi motivasi bagi kami. Barakallahu lakum." 

@ Ukhti Eni Nuria Santini, Lombok Timur. 

..............................................................................

“Makasih ya. Bukunya sudah saya baca; bagus banget
Subhanallah. Semoga bertambah banyak generasi seperti mereka.”

@ Ibu Handa Yani, Sukoharjo, setelah mendapatkan buku melalui BukuIslam N Desain Smart
..............................................................................

Dapatkan bukunya di toko-toko buku Gramedia  dan Tisera (http://tisera.co.id/about-us)

Pemesanan langsung ke Showroom Penerbit Tiga Serangkai bisa melalui: 
Email: showroom@tigaserangkai.co.id , atau:
Telp. (0271) 714344 ext. 120 / HP 08112642333 (Sdr. Ripto) 

Atau pesan ke Sdr. Muryanto. Telp/sms: 085725587061.


Spesifikasi Buku 
Judul buku : Balita pun Hafal Al-Qur’an
Pengarang : Salafuddin Abu Sayyid
Penerbit : Tinta Medina (Tiga Serangkai), Solo
Jumlah halaman   : xx + 156 h. (13.5 X 20 cm)
ISBN : 978-602-9211-49-8
Harga : Rp. 35.000,-

Resensi Buku Balita pun Hafal Al-Qur'an




 Minggu, 29/07/2012 16:11 WIB (detik.com)

Balita pun Bisa Hafal Alquran

Ramdhan Muhaimin - detikRamadan

Jakarta - Belakangan ini dunia perbukuan Islam di Indonesia disemarakkan oleh kemunculan buku-buku yang mengambil tema hafalan Alquran. Bahkan ada sebuah buku yang judulnya sangat sensasional, 'Sebulan Hafal Al-Qur’an'. Seiring dengan itu, semakin banyak pula sekolah Islam yang memberikan penekanan terhadap tahfizhul Qur’an, khususnya sekolah-sekolah yang berlabel “terpadu”. Belum lagi pesantren-pesantren yang juga memberikan konsentrasi yang sama; tahfizhul Qur’an.
Dari sekian banyak buku yang mengusung tema ini, ada satu di antaranya yang sangat menarik, yaitu buku yang berjudul 'Balita pun Hafal Al-Qur’an', karya Salafuddin Abu Sayyid, seorang pengajar di STIQ (Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an) Isy Karima, Solo.
Buku yang sarat dengan inspirasi dan motivasi ini menyuguhkan kepada para pembaca tentang: bagaimana kisah anak belia yang akhirnya berhasil menjadi pengahafal Alquran (hafizh); bagaimana kisah keberhasilan para kakek dan nenek menjadi penghafal Alquran; keutamaan-keutamaan pengahafal Alquran serta berbagai keajaiban yang dialami oleh mereka.
Di antara sosok “para penjaga wahyu” yang diulas dalam buku ini adalah Tabarak dan Yazid Tamamuddin, kakak beradik yang tinggal di Jeddah, yang berhasil menjadi hafizh ketika masing-masing dari keduanya baru berusia 4,5 tahun (h. 1-17). Syaikh Dr Abdullah Bashfar, seorang qari’ ternama dan Ketua Umum Lembaga Internasional untuk Tahfizhul Qur’anil Karim, yang mewisuda Tabarak, setelah melalui ujian dan lulus menjadi hafizh paling belia. Pada tahun berikutnya giliran sang adik kandungnya, Yazid Tamamuddin, yang diwisuda sebagai hafizh dalam usia yang sama dengan kakaknya. Keduanya pun digelari sebagai “hafizh paling belia” sedunia versi lembaga tersebut. Gelar sebelumnya dipegang oleh Muhammad Ayyub dari Tajikistan, yang menjadi hafizh dan diwisuda saat berusia 5 tahun serta menjadi juara dalam musabaqah (lomba) hafalan Alquran sedunia.
Bukan hanya sosok Tabarak dan Yazid yang dibicarakan, tapi masih ada lagi sekian figur lainnya yang ditampilkan. Misalnya Abdullah Fadhil Asy-Syaqaq, si hafizh belia yang sudah dianugerahi gelar doktoral oleh The Islamic Civilization Open University Lebanon ketika baru berusia 7 tahun. Juga Abdurrahman Al-Fiqqi, seorang anak tuna netra yang hafizh Alquran dengan cara mendengar, hingga kisah Abdurrahman Farih, bocah berusia 3,5 tahun dari Aljazair yang luar biasa. Lika-liku para bocah brilian itu ditampilkan dengan begitu menarik dalam buku ini, yang bisa membuat kita tertegun dan terkagum.
Satu hal yang disayangkan dari buku ini adalah tidak adanya pembahasan secara spesifik -dalam sebuah bab- tentang metode dan langkah-langkah praktis dalam mencetak hafizh belia; bagaimana kiat jitu dalam mencetak anak dengan usia sebelia itu yang akhirnya mampu menghafal 30 juz Alquran. Sekalipun melaui kisah yang dibawakan itu tersirat beberapa hal yang menjadi “rahasia” sukses dalam mencetak hafizh belia.
Namun tampaknya yang memang menjadi “pesan” mendasar dari buku ini adalah motivasi dan inspirasi, yang menjadi tujuan dari penulis. Yaitu agar pembaca senantiasa cinta dan akrab dengan Alquran, lebih-lebih di bulan Ramadan seperti sekarang ini. Kecintaan itu di antaranya diwujudkan dalam bentuk tadarus dan bahkan menghafal Alquran. Sebab, penulis juga menampilkan kisah para kakek dan nenek yang memiliki semangat tinggi untuk menghafal Alquran, sedangkan mereka baru memulai program menghafal itu ketika mereka sudah berstatus kakek atau bahkan sudah lansia (lanjut usia), hingga berumur 70-an tahun ke atas. Dan, dengan semangat yang luar biasa, dan karena taufik dari Allah, mereka akhirnya berhasil menjadi penghafal Alquran. Alhasil, jika di bagian awal buku ini ditampilkan sosok para hafizh paling belia, maka di bagian berikutnya dikisahkan tentang para hafizh lansia.
Hal menarik lainnya yang dibawakan oleh penulis adalah kisah-kisah unik dan ajaib dari para penghafal Alquran. Anda mungkin akan terkesima, terharu, dan tercerahkan. Ada banyak kisah yang mungkin menurut banyak orang mustahil kebenarannya, namun kisah yang dipaparkan di buku ini sungguh nyata. Di antaranya adalah kisah seorang yang terserang tumor otak (h. 107-113).
Tentu saja sangat kecil harapan baginya untuk bisa terus bertahan hidup. Ia pun memanfaatkan sisa-sisa umurnya yang diperkirakan tidak bertahan lama untuk menghafal Alquran. Dan, ketika ia berhasil menyelesaikan hafalan 30 juz Alquran, tumor otaknya hilang. Kisah di atas hanyalah salah satu kisah dari beberapa kisah ajaib dan unik dari bagian ketiga buku ini. Di antara kisah-kisah ajaib dan unik lainnya, yang merupakan karamah para huffazh, adalah: mulut menyebarkan aroma wangi kasturi, menangis karena lupa letak satu ayat, membaca Alquran saat tertidur, dan mereka yang memiliki kecepatan luar biasa dalam menghafal Alquran, serta kisah wanita yang selama 40 tahun berbicara menggunakan ayat Alquran.
Dari aspek lain, penulis juga menunjukkan kenyataan bahwa anak-anak yang aktif menghafal Alquran dan menonjol dalam hal hafalan Alquran, adalah juga mereka yang unggul prestasi di sekolahnya (h. 66-70). Mereka yang disiplin dalam menghafal Alquran adalah mereka yang juga disiplin dalam segala hal, termasuk dalam hal belajar dan mendalami mata pelajaran sekolah. Wajar jika ternyata mereka yang meraih prestasi akademik adalah yang berprestasi pula dalam hal hafalan Alquran.
Buku ini terasa akan lebih nikmat bila dibaca di bulan puasa seperti sekarang ini, di mana suasana batin kita sangat konsen terhadap segala yang bernuansa ibadah, terutama tadarus atau mambaca Alquran. Apalagi buku ini lebih kental dengan nuansa motivasi -meski “terselubung” dan jauh dari kesan menggurui-. Selamat berpuasa dan bertadarus Alquran. (Sumber: http://ramadan.detik.com/read/2012/07/29/161153/1977691/975/balita-pun-bisa-hafal-alquran).
 ***


Bersama Para Sang Pencerah

Peresensi: Muchtar Syafi’I Dan’Z
Mahasantri Pondok Shabran Fakultas Agama Islam UMS


Al-Qur’an merupakan cahaya dan petunjuk untuk kehidupan manusia, sebagaimna Allah jelaskan, “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Rabbmu, (Muhammad dengan mu’jizatnya) dan telah kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur’an).” (QS. An-Nisa’: 174)
Lalu bagaimana caranya agar cahaya Al-Qur’an bisa dimanfaatkan? Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa. “Al-Qur’an adalah jamuan Allah, maka sambutlah hidangan-Nya semampu kalian, sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah cahaya petunjuk, cahaya yang jelas, obat yang bermanfaat, dan penjaga bagi yang berpegang teguh kepadanya.” (HR. al-Hakim)
Ternyata, dari zaman ke zaman, muncul “anak-anak istimewa” yang menyambut hidangan-Nya itu. Mereka lahir untuk menggantikan generasi sebelum mereka. Mereka telah menyambut cahaya Al-Qur’an melalui usaha dan potensi kekuatan hafalan yang mereka miliki. Al- Qur’an adalah kalamullah yang mudah dihafalkan. (QS. Al-Qamar : 17)
Kita sering mendengar cerita tentang anak kecil yang telah hafal Al-Qur’an. Akan tetapi, mungkin hal itu sekadar menjadi informasi yang berlalu begitu saja. Atau mungkin malah sebagian dari kita tidak percaya dengan kenyataan itu. Tidak percaya karena kita mungkin belum sempat mendapatkan informasi tentang anak-anak yang istimewa itu secara detail; mengapa lahir anak yang luar biasa seperti itu, bagaimana peran kedua orang tua dan juga lingkungan tempat mereka berada, serta berbagai hal lainnya yang menyebabkannya menjadi anak yang istimewa. Mungkin juga, sebagian kita belum sampai melihat sosok-sosok mereka.
Buku, “Balita pun Hafal Al-Qur’an” ini, telah memberikan kontribusi yang sangat dahsyat bagi calon para pembacanya. Bagaimana tidak, buku ini berisi potret manusia masa kini yang menjadi penerus generasi Qur’ani. Mereka adalah anak-anak belia, bahkan di antaranya masih balita (bawah lima tahun). Namun, mereka sudah hafal Al-Qur’an secara sempurna 30 juz. Bukan hanya hafal ayat-ayatnya saja, melainkan juga hafal nomor ayat dan tata letaknya. Selain itu, mereka juga mampu memahami dan mempraktikkan denga baik kaidah-kaidah tajwid. Bahkan, di antara mereka ada yang telah memahami kandungan ayat dengan baik dan bisa berdalil dengannya. Subhanallah
Beberapa doktor cilik –atas kehendak Allah- yang ditampilkan dalam buku ini cukup mewakili golongan yang disebut oleh Nabi dan idola kita (Muhammad Saw.) sebagai “keluarga Allah dan manusia spesialnya” (ahlullah wa khashshatuhu). Insya Allah, beberapa profil yang ditampilkan dalam buku ini akan dapat menginspirasi kita, baik sebagai orang tua yang bercita-cita mencetak anak seperti mereka, atau ingin menjadi hafizh sekalipun sudah tua, maupun sebagai anak belia atau pemuda yang dapat mengambil keteladanan dari mereka.
Dalam buku ini; masih bagian pertama, tidak hanya menampilkan sebuah potret mu’jizat abad ke 21 - anak spesial yang berumur balita hingga 11 tahun yang sudah memahami dan menghafal Al-Qur’an -, melainkan membuktikan bahwa mereka, anak-anak belia yang sudah meraih gelar hafizh, ternyata di sekolahnya juga meraih predikat anak yang berprestasi. Inilah juga yang menarik dari buku ini. Ada kekhawatiran di antara sebagian orang tua bahwa jika anaknya mengikuti halaqah tahfizhul qur’an, pelajaran sekolahnya akan terganggu. Kekhawatiran seperti itu hanyalah ilusi yang sama sekali tidak berdasarkan fakta. Kenyataan yang terjadi malah sebaliknya.
Buku karya Ustadz Salafuddin Abu Sayyid ini, telah menunjukkan realita anak-anak yang aktif di halaqah tahfizh, terutama yang menonjol tahfizh-nya, justru merekalah yang juga unggul dalam hal prestasi di sekolahnya. Kenyataan juga membuktikan bahwa anak-anak yang tahfizh-nya bagus adalah mereka yang juga meraih prestasi mumtaz (excellent) di bidang akademiknya. Hal ini telah dibuktikan oleh SMPIT Ma’had Ibnu Abbas Klaten, Jawa tengah dan oleh MATIQ Isy Karima Karanganyar, Solo. Mereka yang disiplin dalam menghafal Al-Qur’an adalah mereka yang juga disiplin dalam segala hal, termasuk dalam hal belajar dan mendalami mata pelajaran sekolah. Wajar jika ternyata mereka yang meraih prestasi akademik adalah yang berprestasi pula dalam hal hafalan Al-Qur’annya. Cahaya Al-Qur’an tidak hanya memberikan warna kepada prestasi akademiknya, melainkan menyempurnakan warna- warni keindahan akhlaknya.
Di bagian kedua, jiwa-jiwa penggugah juga mampu mencerahkan bumi ini hingga ke syurga nanti. Mereka yang berusia senja tidak mau kalah dengan yang belia. Bagi mereka, belajar dan menghafal itu tidak pernah mengenal usia seseorang. Hal yang terpentng adalah niat yang kuat, semangat yang membaja, dan tekad yang bulat, diiringi dengan senantiasa memohon pertolongan kepada Allah Swt. Akhirnya, mereka pun berhasil membuktikan apa yang mereka yakini itu. Mereka berhasil menjadi hafizh-hafizhah Al-Qur’an saat usianya telah berkepala lima, enam, tujuh, bahkan ada yang sudah berkepala delapan. Usia yang sudah sangat senja menurut kita untuk sebuah proyek menghafal Al-Qur’an. Saat mendekati usia “pikun” , mereka masih berlomba dengan sang anak dan cucu untuk menjadi hafizh al-Qur’an. Akhirnya, Allah pun berkenan mewujudkan impian mereka.
Lebih menakjubkan lagi, di antara mereka ada yang berprofesi sebagai sopir, dokter, dan tukang jahit yang buta huruf. Sebuah pekerjaan yang barangkali menurut hemat kita terlalu jauh hubungannya dengan tahfizhul-qur’an. Akan tetapi, itulah yang terjadi. Segudang kesibukannya tidak menjadi penghalang mereka untuk meraih gelar Sang Pencerah, Hafizh Al-Qur’an. Ambisi yang tinggi, kesabaran, serta pengorbanan adalah makna-makna positif nan indah yang telah mereka wujudkan dalam kehidupannya guna mencapai cita-cita luhur yang bersemayam di dalam hatinya.
Para Sang Pencerah lainnya yang mencerahkan hati kita agar makin cinta kepada Al-Qur’an yang mulia, juga disajikan dalam buku ini. Mereka yang mengalami keterbatasan fisik atau mereka yang dalam kondisi tidak aman, seperti yang dialami oleh anak-anak Palestina tidak mau kalah dengan orang-orang yang normal atau dalam kondisi aman. Mereka berlomba menghafalkan Al-Qur’an. Luar biasa!. Sebuah potret zaman modern yang patut mendapatkan perhatian seluruh umat Islam, yang mencintai Al-Qur’an dan meyakininya sebagai panutan (imam) dan pegangan dalam kehidupan.
Tidak kalah menakjubkan dari buku ini adalah kisah-kisah unik dan ajaib para penghafal Al-Qur’an. Di bagian terakhir (ketiga) dalam buku ini, Anda mungkin sebagai calon pembaca buku “Balita pun hafal Al-Qur’an” akan terkesima, terharu, dan tercerahkan. Karena di bagian ini, ada banyak kisah ajaib, unik, dan bahkan mungkin menurut banyak orang mustahil kebenarannya. Namun, kisah yang telah dipaparkan di buku ini sungguh nyata. Salah satu dari beberapa kisah ajaib dan unik tersebut adalah kisah Syekh Amir Sayyid Utsman.
            Syekh Amir adalah salah seorang ulama yang sangat menonjol dalam ilmu tajwid, qira’ah, rasm, dan ilmu-ilmu lainnya yang terkait dengan Al-Qur’an. Beliau adalah sosok yang luar biasa serta memiliki karamah yang unik. Ketika itu, beliau berbaring di rumah sakit. Seperti diketahui, sudah cukup lama beliau tidak bersuara. Namun, hari itu para perawat di rumah sakit dikejutkan oleh sang syekh, yang sudah bertahun-tahun kehilangan pita suara. Mereka mendapati beliau sedang duduk sambil menyenandungkan bacaan Al-Qur’an dengan suara yang nyaring dan merdu selama tiga hari, padahal sebelumnya tidak lagi mampu bersuara. Beliau pun mengkhatamkan bacaan hafalan Al-Qur’an mulai Surat al-Fatihah hingga Surat an-Naas. Setelah itu, ajalpun tiba. Semoga Allah memuliakan beliau dan kita semua dengan husnul khatimah.
            Kisah di atas hanyalah salah satu kisah dari beberapa kisah ajaib dan unik dari bagian ketiga buku ini. Di antara kisah-kisah ajaib dan unik lainnya adalah: tumor otak hilang ketika hafal Al-Qur’an, mulut menyebarkan aroma wangi kasturi, menangis karena lupa letak satu ayat, membaca Al-Qur’an saat tertidur, dan mereka yang memiliki kecepatan luar biasa dalam menghafal Al-Qur’an, serta wanita yang selama 40 tahun berbicara menggunakan ayat Al-Qur’an.
            Semua itu menunjukkan bahwa Al-Qur’an benar-benar terpelihara, sejak diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah Saw. melalui malaikat jibril, kemudian disampaikan oleh beliau kepada umat ini hingga hari kiamat. Al-Qur’an senantiasa dihafal dan dibaca sampai khatam oleh umat Islam secara berulang-ulang hingga tak terhitung jumlahnya. Imam Nawawi pernah berkata, “Diceritakan kepada kami tentang imam Abdullah bin Idris al-Kufi bahwa ketika ia hendak meninggal, putrinya menangis. Lantas ia berkata, ‘janganlah menangis, Putriku! Sebab aku telah mengkhatamkan Al-Qur’an di rumah ini sebanyak empat ribu kali.”
            Menurut saya, buku ini wajib dibaca oleh semua orang yang mengaku Islam, khususnya warga Solo Berseri. Karena, akan menginspirasi wong Solo untuk terus semangat menghafal al-Qur’an, melahirkan anak-anak Qur’ani dan menjadikan Kota Solo ini tidak hanya berseri, melainkan juga bersyar’i. Bahasa yang digunakan dalam buku ini sangat ramah dan penuh maksud dakwah. Sehingga buku ini sangat renyah dibaca. Selain itu, buku ini dilengkapi dengan apendiks yang lebih menggairahkan para pembaca untuk mengambil keutamaan dari belajar Al-Qur’an, membaca dan menghafalkannya. Hanya saja, buku ini bisa menjadi lebih menarik jika figur yang ditampilkan tidak hanya dari produk Arab (ekstern). Melainkan juga menampilkan potret anak-anak/ keluarga sholeh Indonesia (intern) yang berhasil meraih gelar hafizh.
Sumber: http://www.facebook.com/notes/muchtar-syafii-danz/resensi-balita-pun-hafal-al-quran/10150616783091127

Dapatkan bukunya di toko-toko buku Gramedia  dan Tisera (http://tisera.co.id/about-us)
Pemesanan langsung ke Showroom Penerbit Tiga Serangkai bisa melalui: 
Email: showroom@tigaserangkai.co.id , atau:
Telp. (0271) 714344 ext. 120 / HP 08112642333 (Sdr. Ripto) 

Atau pesan ke Sdr. Muryanto. Telp/sms: 085725587061.

Spesifikasi Buku 
Judul buku : Balita pun Hafal Al-Qur’an
Pengarang : Salafuddin Abu Sayyid
Penerbit : Tinta Medina (Tiga Serangkai), Solo
Jumlah halaman   : xx + 156 h. (13.5 X 20 cm)
ISBN : 978-602-9211-49-8
Harga : Rp. 35.000,-